8 Sifat Racun Manusia Yang Harus Kamu Hindari
Etcroastery.com – Setiap manusia pasti memiliki karakter dan kepribadian yang berbeda-beda. Karakter terbentuk biasanya dipengaruhi oleh faktor genetik, cara kita berpikir, dan reaksi dari lingkungan sekitar.
Pernah dengar yang namanya toxic people? Toxic people alias orang-orang yang “beracun” adalah jenis pribadi yang suka menyusahkan dan merugikan orang lain, baik secara fisik maupun emosional. Kira-kira seperti apa yah? Simak artikel berikut ini.
1.Manusia Biang Gosip
Eh eh tahu enggak sih?
Adalah sebuah kalimat yang biasa digunakan untuk kegiatan ngomongin orang alias gosip.
Gosip biasnya sering muncul di lingkungan kerja dan kebanyakan pelakunya adalah perempuan. Gosip, gibah, atau gunjing adalah sebuah obrolan atau rumor kosong, yang biasanya berkaitan tentang urusan pribadi atau orang lain yang tidak hadir.
Rumor yang buruk mengenai seseorang dengan cepat akan mempengaruhi persepsi orang lain terhadapnya.
Orang yang suka bergosip berarti membicarakan tentang penderitaan dan masalah orang lain. Dengan tujuan untuk membuat dirinya merasa secara moral lebih unggul dibanding mereka. Itulah bahayanya dan sakitnya gosip itu, karena sebenarnya merusak orang lain yang digosipkan tetapi pada saat yang sama juga merusak diri sendiri dengan kamuflase kesenangan pribadi yang semu dan sia-sia.
Biasanya, orang-orang yang mempunyai kecenderungan bergosip perlahan-lahan akan dijauhi oleh orang disekililingnya. Karena mereka takut, tidak menutup kemungkinan si biang gosip akan membicarakannya.
2. Suka menghakimi Buruk Orang Lain
Selain budaya gosip, masih banyak masyarakat kita yang meng Judging atau menghakimi seseorang berdasarkan apa yang dia lihat.
Tanpa tahu permasalahan hidup seseorang, tanpa tahu bagaimana mental seseorang, tanpa tahu kepribadian seseorang, kita gampang sekali menilai buruk manusia dengan atau kedipan. Hal itu sudah tumbuh sejak dahulu sampai ada pribahasa Gajah di dipelupuk mata tiada tampak.
Sejatinya juga tidak ada salahnya jika kamu menilai seseorang lebih dini. Karena mata manusia diciptakan untuk melihat hal baik dan buruk. Namun akan menjadi kurang tepat jika kamu langsung meyimpulkan penilaian mu kepada seseorang yang ternyata kamu sendiri tidak mengenalnya.
Misalnya saja, seorang perempuan sering main atau nongkrong dengan teman laki-laki. Setiap hari dia sering pulang malam. Orang-orang disekitar berpikir bahwa dia perempuan nakal.
“Perempuan kok pulangnya malam terus, kalau bukan perempuan nakal tidak mungkin seperti itu”.
3. Standar Kecantikan Orang Indonesia
Sifat unik yang dimiliki manusia di mana mereka menentukan standar kecantikan. Bagi kebanyakan orang, cantik itu dia bertubuh langsing, rambut hitam lurus berkilauan, hidung mancung, bibir seperti delima merekah, mata bening, dan berkulit putih.
Mereka yang memang terlahir cantik tidak akan merasakan penderitaan orang yang terlahir kurang cantik. Namun orang yang kurang cantik pun bisa jadi cantik bagaimana isi dompetnya.
Karena standar kecantikan yang sudah melekat di orang Indonesia, maka tak heran jika banyak produk-produk instan yang menawarkan embel-embel dapat memutih kan wajah dengan cepat. Ups, kok kulit tangan sama mukanya kok beda?.
Cantik harus putih, kini bukan menjadi suatu hal yang mutlak. Wanita berkulit sawo matang dan hitam tetap punya daya tarik. Padahal cantik menurut sebagian orang adalah dinilai dari inner nya.
4. Meragukan Kemampuan Orang Lain Hanya Karena Gender
Kebanyakan orang menilai, perempuan yang bekerja sebagian bidan atau tenaga kesehatan memiliki aura yang begitu cerah. Secarah masa depan seorang bidan yang pasti terjamin. Namun mereka akan memandang sebelah mata jika perempuan berprofesi sebagai Satpol PP.
Perempuan kok jadi Satpol PP yang tugasnya menangkap dan membubarkan orang-orang dipinggir jalan, tidak anggun sekali. Emang bisa manangkap penjahat kalau Satpol PP nya perempuan?.
Atau kasus lain, selama ini profesi perawat identik dengan kaum perempuan sehingga sedikit sekali menemukan perawat laki-laki. Untuk Perawat perempuan masyarakat memang familiar dengan panggilan suster, lalu perawat laki-laki dipanggil gimana? Mas suster?.
Tugas perawat melayani kebutuhan pasien selama 24 jam setiap harinya. Perawat mampu melakukan perubahan entah itu kecil atau besar, sederhana atau kompleks. Perawat juga membantu pasien untuk mandi, pergi ke toilet, menyuapi, mendampingi pasien.
Sifat tersebut biasnya sudah dimiliki oleh seorang perempuan. Namun jika perawatnya laki-laki, orang akan melihatnya tidak biasa.
5. Suka Meremahkan Profesi Orang Lain
Di negara dengan ciri bendera merah putih ini juga masih memandang bahwa mereka yang bekerja sebagai Dokter, BUMN, Polri atau TNI dan lain-lain lah, hidupnya akan terjamin sampai hari tuanya. Pekerjaan yang menurut kebanyakan orang keren dan sangat diidam-idamkan.
Sementara karyawan swasta dengan gaji Rp. 20 juta perbulan tidak dipandang. Apalagi sekarang juga banyak pekerja lepas atau influencer yang masih di remehkan calon ibu mertua.
“Oh apa itu influencer. Gajinya sebulan berapa?.
Padahal Jika ingin dibandingkan dengan gaji prosesi Dokter, BUMN, Polri atau TNI, penghasilan Inflencer bisa jauh lebih banyak. Tapi memang sangat beresiko karena penghasilannya tidak tetap. Memang penuh dilema hidup ini.
6. Duck Syndrome
Istilah duck syndrome sendiri pertama kali digunakan di Standford University untuk menggambarkan orang yang dil luar terlihat bahagia, selalu tenang meskipun sebenarnya orang tersebut mengalami gangguan kecemasan berat.
Kondisi ini dianalogikan dengan bebek yang sedang berenang. Karena, ketika bebek berenang, bagian atas tubuhnya terlihat sangat tenang dan kakinya bergerak-gerak di bawah air. Hal ini sama persis dengan orang-orang yang mengalami gangguan kecemasan tetapi penampilan luarnya tampak tenang.
7. Crab Mentallity
Mencapai kesuksesan memang harus dimulai dari sendiri. Segala bentuk usaha dilakukan, bahkan sampai harus berkorban banyak, baik tenaga, waktu hingga harta.
Namun dalam perjalanannya, selalu ada rintangan yang dihadapi manusia. Tak sedikit pandangan negatif hingga ketidaksukaan orang terdekat melihat diri kita merangkak naik ke level yang lebih baik dalam mencapai kesuksesan.
Nampaknya hal ini masih menjadi budaya yang masih melekat di sekitar kita. Crab mentallity, jika kita mengumpulkan kepiting dalam satu baskom, dan salah satu kepiting berusaha naik. Kepiting lain akan berusaha menarik jatuh kepiting tersebut.
Salah satu budaya ini tentu membentuk persepsi hingga rasa khawatir orang lain untuk sukses. Oleh sebab itu, mulailah menghindari rasa dengki dan support rekan kamu untuk menuju sukses dengan jalannya.
8. Acuhkan Kesehatan Mental
Menjalani hidup di tengah masyarakat tak lepas dari persoalan dan permasalahan yang akan diterima. Terlebih jika persoalan yang dihadapi mempengaruhi kepribadian hingga mengganggu kesehatan pikiran.
Mental health atau kesehatan mental, sejauh ini bukan menjadi hal serius di mata masyarakat Indonesia. Padahal, ini cukup berbahaya ketika orang telah mencapai titik akhir dalam persoalan yang tak bisa diselesaikan.
Banyak yang menganggap jika kesehatan mental hanya dimiliki oleh orang dengan gangguan kejiwaan. Nyatanya, teman atau kerabat dekat berpotensi mengalami kesehatan mental yang butuh perhatian lebih. Maka dari itu dekatilah dan beri mereka ruang untuk menyampaikan kondisi pikiran yang memang butuh perhatian khusus.